BELAJAR
 |
sumber www.google.com |
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Dalam kegiatan
sehari – hari baik secara disadari atau tidak kita pasti mengalami sebuah
kegiatan yaitu belajar. Belajar secara teori maupun praktek dari lingkungan
sekitar. Belajar mengerti arti kehidupan dan belajar menjadi semakin baik. Anak
– anak kecil pun belajar bagaimana cara mereka berjalan dan berkomunikasi
dengan baik. Sebagai calon pendidik kita juga dituntut untuk mengetahui tentang
arti penting belajar. Karena belajar merupakan masalah yang pasti dihadapi
setiap orang. Oleh karena itu di sini kita akan mengupas lebih dalam tentang
arti dari kata belajar itu sendiri. Yang diharapkan nantinya akan berguna bagi
kita para calon pendidik untuk lebih memahami kegiatan beajar mengajar ini dan
mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari bagi peserta didik kita.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa definisi
belajar ?
2.
Apa saja faktor
– faktor yang mempengaruhi proses belajar ?
3.
Bagaimana
proses belajar itu berlangsung ?
4.
Apa saja teori
– teori tentang belajar ?
5.
Bagaimana cara
belajar yang baik dan hasil belajar yang lebih efisien ?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Mengerti
berbagai definisi tentang belajar .
2.
Mengetahui
faktor – faktor yang mempengaruhi proses belajar .
3.
Mengerti cara –
cara keberlangsungan proses belajar terjadi .
4.
Mengetahui
konsepsi dan macam – macam teori tentang belajar .
5.
Mengerti cara
belajar yang baik dan efisien sehingga hasil belajar menjdi maksimal .
D.
Manfaat
Penulisan
1.
Sebagai tambahan khasanah keilmuwan
yang kita punya khususnya dalam bidang ilmu psikologi.
2.
Sebagai bahan acuan untuk semakin
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia .
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Belajar .
Banyak ahli yang telah mendefinisikan apa itu
belajar . Di antaranya adalah definisi yang diungkapkan oleh :[1][1]
1.
Hilgard dan
Bower , bukunya Theories of Learning ( 1975 ) mengemukakan . “Belajar
berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi
tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang – ulang dalam situasi
itu , di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar
kecenderungan respon pembawaan , kematangan , atau keadaan – keadaan sesaat
seseorang ( misalnya kelelahan , pengaruh obat dan sebagainya ) .”
2.
Gagne , dalam
bukunya The Conditions of Learning ( 1977 ) menyatakan bahwa : “Belajar terjadi
apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa
sedemikian rupa sehingga perbuatannya ( performance – nya ) berubah dari waktu
sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi .”
3.
Morgan , dalam
bukunya Introduction to Psykology ( 1978 ) mengemukakan : “Belajar adalah
setiap perubahan yang relatif rmenetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengalaman .”
4.
Witherington ,
dalam buku Educational Psykology mengemukakan “Belajar adalah suatu perubahan
di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada
reaksi yang berupa kecakapan , sikap , kebiasaan , kepandaian atau suatu
pengertian .”
Dari sini dapat
diambil kesimpulan bahwa :[1][2]
1.
Belajar itu
membawa perubahan baik aktual maupun potensial .
2.
Perubahan itu
didapatkan dari kecakapan baru .
3.
Perubahan itu
terjadi karena usaha ( dengan sengaja ) .
B.
Faktor –
faktor yang mempengaruhi proses belajar
.
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dari proses belajar .[2][3]
1.
Faktor dari
luar
a.
Lingkungan
1. Alam : keadaan udara , suhu udara , cuaca
2. Sosial : Suasana gaduh , nyanyian
b. Instrumental
1. Kurikulum / bahan pelajaran
2. Guru / pengajar
3. Sarana dan Fasilitas
4. Administrasi / Manajemen
2.
Faktor dari
dalam
a.
Fisiologi
1. Kondisi Fisik : nutrisi yang cukup dimiliki
seseorang , kebugaran jasmani
2. Kondisi Panca indera : dilakukan penjagaan
dengan cara pemeriksaan dokter secara periodik , penyediaan alat yang memenuhi
persyaratan
b.
Psikologi
1. Bakat
2. Minat
3. Kecerdasan
4. Motivasi
5. Kemampuan kognitif
C.
Cara – cara
proses belajar berlangsung .
Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran tentu mempunyai
urutan langkah – langkah demi memperlancar dan mempermudah proses belajar
sesuai dengan perkembangan anak . Langkah – langkah tersebut di antaranya
adalah sebagai berikut :
1.
Belajar dan
kematangan
Kematangan adalah suatu proses pertumbuhan
organ – organ yang mana telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya
masing – masing dan ini terjadi dari rangsangan dalam diri manusia secara
sendirinya . Sedangkan belajar membutuhkan kegiatan yang kita sadari yang ini
terjadi karena rangsangan dari luar .[1][4] Sehingga
2.
Belajar dan penyesuaian
diri
Dalam hal ini terdapat dua macam penyesuaian
diri yaitu :
a.
Penyesuaian
diri autoplastis , seseorang mengubah dirinya disesuaikan dengan keadaan
lingkungan / dunia luar .
b.
Penyesuaian
diri alloplastis , mengubah lingkungan atau dunia luar disesuaikan dengan
kebutuhan dirinya .[2][5]
Dari dua jenis
penyesuaian ini sangat berhubungan erat dengan belajar karena belajar
memerlukan proses penyesuaian dan dalam penyesuaian juga dibutuhkan sebuah
latihan – latihan yang eratkaitannya dengan proses belajar . Jadi , sama
artinya dengan adanya simbiosis mutualisme antar keduanya .
3.
Belajar dan
pengalaman
Mengalami
sesuatu belum tentu merupakan belajar tapi tiap – tiap kegiatan dari belajar berarti juga mengalami . Contoh
kegiatan yang bukan belajar adalah mengalami sesuatu yang menyedihkan dapat
menimbulkan apatis dan kesedihan .[3][6] Jadi , ketika kita belajar sesuatu itu
merupakan pengalaman yang sedang kita dapat dapatkan . Namun ketika kita
mengalami sesuatu belum tentu itu merupakan sebuah proses belajar . Di sini
dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses belajar tentu akan ada sebuah
pengalaman . Yang pengalaman – pengalaman itu apabila dimanfaatkan dengan baik
akan memberikan efek positif pada proses belajar .
4.
Belajar dan
bermain
Bermain dan
belajar memiliki kesamaan yaitu sama – sama merubah tingkah laku dari seseorang
. Antara keduanya terdapat pula perbedaan , menurut sifatnya yaitu jika bermain
hanya untuk kepuasan sesaat sedangkan belajar mempunyai tujuan untuk masa depan
.[4][7]
5.
Belajar dan
pengertian
Dalam proses
belajar saat ini kebanyakan dari kita mengira bahwa jika kita mengerti tentang
sesuatu pasti kita akan berhasil dalam proses belajar padahal belum tentu
seperti itu .
Contohnya saja
yang terjadi pada kucing ketika dia latihan menangkap mangsa , awalnya dia
tidak tau hal apa yang dia lakukan dan untuk tujuan apa . Dia hanya selalu
melakukan hal itu secara terus menerus . Dan dia akan mengerti ketika dia
semakin tumbuh besar .[5][8]
6.
Belajar dan menghafal
Menghafal dan mengingat ternyata bukan
merupakan suatu proses menghafal hal ini dikarenakan dalam menghafal dan
mengingat saja tanpa kita mengerti apa maksud dan tujuan dari menghafal
tersebut maka kita akan mudah lupa dan tidak tau manfaat apa yang akan kita
dapat nantinya setelah kita hafal akan sesuatu tersebut . Karena dari suatu
proses belajar pula akan menimbulkan perubahan tingkah laku sehingga apabila
kegiatan menghafal dan mengingat itu tidak memberikan efek perubahan maka tidak
disebut sebagai kegiatan belajar .
7.
Belajar dan
latihan
Persamaan dari dua hal ini adalah sama – sama
dapat merubah tingkah laku seseorang namun dalam hal belajar belum tentu
semuanya perlu latihan , misalnya anak yang menyentuh api akan merasa panas dan
sejak itu dia tau bahwa api itu panas hal ini tidak perlu latihan untuk
keberhasilan proses belajar hanya perlu pengertian saja .[6][9]
Sedangkan menurut para pakar ada beberapa
tahapan dalam proses belajar .
1.
Menurut Jerome
S . Bruner[7][10]
Ada 3 tahapan
1.
Tahap informasi
( tahap penerimaan materi )
2.
Tahap
transformasi ( tahap pengubahan materi )
3.
Tahap evaluasi
( tahap penilaian materi )
2.
Menurut Arno F
. Wittig[8][11]
Dalam bukunya psychology of learning ,
menyebutkan ada 3 tahapan dalam proses belajar yaitu
1. Acquisition ( tahap perolehan / penerimaan
informasi )
2. Storage ( tahap penyimpanan informasi )
3. Retrieval ( tahap mendapatkan kembali informasi
)
3.
Menurut Albert
Bandura[1][12]
Menurutnya ada
4 tahapan dalam belajar
1. Tahap perhatian ( attentional phase )
2. Tahap penyimpanan dalam ingatan ( retention
phase )
3. Tahap reproduksi ( reproduction phase )
4. Tahap motivasi ( motivation phase )
D.
Teori – teori
tentang belajar .
1. Connectionism ( Koneksinisme )
Teori ini
ditemukan dan dikembangkan oleh Edward L. Thorndike berdasarkan eksperimen yang
dilakukan tahun 1980 – an . Melalui Eksperimen ini dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah hubungan antara stimulus dan respon . Di sini ditemukan pula
adanya 3 hukum yang berlaku dalam proses belajar yaitu law of effect , law of
readiness dan law of exercise .[2][13]
2. Classical Conditioning ( Pembiasaan klasik )
Teori ini
berkembang berdasarkan hasil ekspesimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov ( 1849
– 1936 ) seorang ilmuwan besar Rusia yang mendapatkan Nobel tahun 1909 . Pada
dasarnya teori ini merupakan sebuah prosedur penciptaan reflek baru dengan cara
mendatangkan stimulus sebelum terjadinya reflek . Hasil dari percobaan ini
dapat diambil 2 kesimpulan hukum yaitu law of respondent conditioning dan law
of respondent extinction .[3][14]
3. Operant Conditioning ( Pembiasaan Perilaku
Respon )
Teori ini diciptakan oleh Burrhus Frederic
Skinner ( lahir tahun 1904 ) seorang penganut behaviorisme yang dianggap
kontroversi . Respon dalam Operant Conditioning ini terjadi tanpa didahului
stimulus melainkan ditimbulkan oleh efek reinforcer , merupakan stimulus namun
kehadirannya tidak disengaja .Di sini menghasilkan 2 hukum yaitu law of operant
conditioning dan law of operant extinction .[4][15]
4.
Contigous
Conditioning ( Pembiasaan Asosiasi Dekat )
Teori ini mengasumsikan terjadinya peristiwa
belajar berdasarkan kedekatan hubungan antara stimulus dan respons yang relevan
. Hanya terdapat satu prinsip di dalamnya yaitu kontiguitas yang berarti
kedekatan antara stimulus dan respons . Dalam teori ini menjelaskan bahwa
peristiwa belajar hanya terjadi sekali bahkan bisa tidak sama sekali dalam
seumur hidup . Jadi dalam teori ini semua bersifat mekanis dan otomatis .[5][16]
5.
Cognitive
Theory ( Teori Kognitif )
Teori ini adalah bagian terpenting dari sains
kognitif yang memberi kontribusi sangat berarti dalam perkembangan psikologi
belajar . Di sini belajar pada asasnya adalah peristiwa mental bukan bersifat
jasmaniah meskipun behavioral tampak lebih nyata dalam hamir setiap peristiwa
belajar siswa . Menurut teori ini perilaku belajar bukan sekedar peristiwa
ikatan antara stimulus dan respons melainkan lebih banyak melibatkan proses kognitif
.[6][17]
6.
Social Learning
Theory ( Teori Belajar Sosial )
Tokoh utama
teori ini adalah Albert Bandura , menurutnya tingkah laku manusia bukan sekedar
reflek otomatis antara stimulus melainkan akibat reaksi yang timbul dari hasil
interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri . Dalam
teori ini menekankan pada belajar sosial dan moral . Pendekatannya pada
pembiasaan merespon atau conditioning dan peniruan atau imitation .
Conditioning mengenal adanya dua hal yaitu reward dan punishment , serta dalam
imitation diharapkan guu dan orang tua memainkan peran menjadi contoh perilaku
sosial dan moral .[7][18]
E.
Cara belajar
yang baik dan efisien .
Menurut Rudolf
Partner ada sepuluh metode dalam belajar yaitu :[8][19]
1.
Metode
keseluruhan kepada bagian
Mempelajari keseluruhan baru mendetail pada
bagian – bagiannya . Contohnya dalam memepelajari sebuah buku harus tau dulu
urutan bab dan subbabnya baru mengarah pada bab tertentu yang sesuai dengan apa
yang akan kita pelajari .
2.
Metode
keseluruhan lawan bagian
Metode ini digunakan untuk bahan yang bersifat
nonverbal seperti mengetik dan menulis serta digunakan untuk pelajaran yang
skopnya tidak terlalu luas seperti menghafal syair .
3.
Metode campuran
Digunakan untuk bahan yang skopnya terlalu luas
seperti tata buku , akunting .
4. Metode resitasi
Merupakan metode pengulangan , metode ini dapat
dilakukan bagi bahan verbal maupun nonverbal dengan cara pengerjakan soal –
soal .
5. Jangka waktu belajar
Dari eksperimen ternyata periode belajar yang
produktif seperti mengetik dan mengerjakan soal hitungan adalah jangka waktu 20
– 30 menit . Sementara waktu lebih dari 30 menit digunakan untuk belajar
sesuatu yang memerlukan perhatian . Namun jangka ini bisa menjadi lebih panjang
ketika seseorang minat untuk mempejari sesuatu .
6.
Pembagian waktu
belajar
Dari berbagai percobaan , belajar secara terus
menerus dalam jangka waktu lama tanpa istirahat akan tidak efisien dan efektif
. Dalam hal ini hukum Josh diakui kebenarannya yaitu belajar selama 30 menit 2x
sehari selama 6 hari lebih baik daripada belajar 6 jam tanpa berhenti .
7. Membatasi kelupaan
Kelupaan bisa diatasi dengan selalu mengulang
pelajaran yang telah kita pelajari .
8.
Menghafal
Metode ini praktis untuk dapat mengusai bahan –
bahan yang luas dalam waktu yang singkat seperti untuk menghadapi ujian namun
metode ini sebenarnya kurang baik karena akan mudah terlupakan setelah ujian
selesai .
9.
Kecepatan
belajar dalam hubungannya dengan ingatan
Hasil eksperimen yang pernah dilakukan tidak
mempunyai cukup bukti untuk menolak atau membenarkan hal ini namun untuk bahan
pelajaran yang kurang mempunyai arti metode inii dapat digunakan .
10. Retroaktif inhibition
Retroaktif inhibition merupakan pengetahuan
yang ada dalam diri kita seolah – olah merupakan unit yang selalu berkaitan
satu sama lain sehingga sering pula satu mendesak yang lain . Sehingga dalam
hal ini untuk menghindarinya disarankan untuk tidak mempelajari berbagai mata
pelajaran dalamsatu waktu sehingga diperlukan jadwal yang pasti .
F. Ayat Al qur'an tentang belajar
1. Surat
Al-a’alq ayat 1-5:
اقْرَأْ
بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ {1} خَلَقَ الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ {2} اقْرَأْ
وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ {3} الَّذِي عَلَّمَ ابِالْقَلَمِ {4} عَلَّمَ اْلإِنسَانَ
مَالَمْ يَعْلَمْ {5}
Artinya
:”Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan tuhanmu lah yang paling
pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahui.
2. Surat
Al-Mujadalah ayat 11:
يَرْفَعِ اللهُ
الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ............
Artinya :”Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.”(QS.Al-Mujadalah:11)
3. Surat
Thoha ayat 114:
وَقُل رَّبِّ
زِدْنِي عِلْمًا
Artinya :”Dan katakanlah (olehmu
muhammad),”ya tuhanku, tambahkan kepadaku ilmu pengetahuan.”
4. Surat
Shod ayat 29:
كِتَابٌ
أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا ءَايَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ
أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ {29}
Artinya :”ini adalah sebuah kitab
yang kami turunkan kepadamu penuh dengan keberkahan supaya mereka memperhatikan
ayat-ayatnya, dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai
pikiran.”
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar
merupakan sebuah proses yang mampu merubah tingkah laku seseorang yang
memerlukan sebuah proses secara terus menerus . Dalam hal ini banyak sekali
faktor – faktor yang mempengaruhi proses belajar sehingga diperlukan banyak latihan
dan konsentrasi . Kita juga perlu mengetahui berbagai teori – teori tentang
belajar sehingga menambah wawasan kita bagaimana cara belajar yang mampu
membantu kita mendapatkan hasil yang maksimal. Yang sangat diharapkan setelah
kita belajar tidaklah hanya menguasai teorinya saja, tetapi bisa kita
aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat membuat kehidupan kita lebih
baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Suryabrata
Sumadi . Psikology Pendidikan . Jakarta : Raja Grafindo Persada . 2004
Purwanto Ngalim
. Psikology Pendidikan . Bandung : Remaja Rosdakarya . 2007
Syah Muhibbin .
Psikologi Pelajar . Jakarta : Raja Grafindo Persada . 2003
Muhibbin
Syah , Psikologi Belajar , ( Jakarta : Raja Grafindo Persada , 2003 ) , hal .
94
Muhibbin Syah , Psikologi Belajar , ( Jakarta : Raja Grafindo Persada , 2003 )
, hal .103 ,105
M. Ngalim Purwanto
, Psikology Pendidikan , ( Bandung : Rosdakarya ,
2007 ) hal . 113 - 116
M. Ngalim Purwanto
, Psikology Pendidikan , ( Bandung : Rosdakarya ,
2007 ) , hal . 86
M. Ngalim Purwanto
, Psikology Pendidikan , ( Bandung : Rosdakarya ,
2007 ) , hal . 87
M. Ngalim Purwanto
, Psikology Pendidikan , ( Bandung : Rosdakarya ,
2007 ) , hal . 88
Muhibbin
Syah , Psikologi Belajar , ( Jakarta : Raja Grafindo Persada , 2003 ) , hal .
110
Sumadi Suryabrata , Psikology Pendidikan , ( Jakarta : Raja Grafindo Persada ,
2004 ) , hal . 232
M. Ngalim Purwanto
, Psikology Pendidikan , ( Bandung : Rosdakarya ,
2007 ) , hal . 107
M. Ngalim Purwanto
, Psikology Pendidikan , ( Bandung : Rosdakarya ,
2007 ) , hal . 84